Jaman sekarang semenjak berkembangnya sosial media, orang jadi lebih mudah mengungkapkan sesuatu (mungkin karena ga bertatapan dengan orang langsung kali yaa...hehe). Maka dari itu bukan hal langka lagi jika kita melihat banyaknya masyarakat sosial media menggunakan istilah istilath atau memposting kalimat yang sangat menggugah jiwa dan meneduhkan hati (agak berlebihan sihh). Bisa dibilang ini sebagai Fenomena.
Sah sah saja sebenarnya dengan hal itu. Tapi, ada juga beberapa orang yang hanya ingin sok bijak dengan tujuan pencitraan aja (macam politik ya -_-). Sebagai contoh ada teman yang pada kehidupan sehari - harinya biasa biasa aja, ga keliatan cerdas juga, tapi saat di kehidupan sosial media bisa mengalahkan mario teguh. miris. tapi lucu juga sih buat diledekin...hehe
Ada pula orang yang memposting ulang atau menyalin tulisan orang tanpa sumber (ini sih saya rasa udah kriminal) lumayan klise memang. Apalagi di indonesia. Mencuri ide itu menurut saya sadis. Orang banyak dimabukkan oleh kemudahan kemudahan yang ada. Tambah miris kan.
Sebagai pengguna sosial media yang sudah cukup lama, saya juga pernah melalui proses seperti yang diatas tadi. tapi semakin banyak saya baca refrensi dari orang2 yang terpercaya karyanya. saya mempelajari ada yang lebih penting daripada ketenaran, dan citra yang bagus. yaitu ORIGINALITAS.
Dunia ini lebih indah dengan orang yang berkarakter bermacam-macam. Dari pada hanya satu macam, meskipun itu macam yang baik.
kalo kata bang pandji sih
"Jangan berhenti mencari referensi. Karena selera terpengaruh oleh wawasan"
Ngerti apa hungannya?
jadi semakin kita perbanyak refrensi dan pengetahuan maka kita akan bisa merasakan atau mempelajari tentang etika bersosial media. Dan menemukan jati diri dari karakter kita sebenarnya.( Di sosial media ataupun kehidupan nyata).
0 comments:
Post a Comment