Penalaran Induktif

Leave a Comment
Definisi Penalaran Induktif
Menurut Shurter dan Pierce (dalam Shofiah, 2007: 14) penalaran induktif adalah cara menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat khusus.
Penalaran induktif mungkin merupakan generalisasi, analogi, atau hubungan sebab akibat. Generalisasi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu mengenai sernua atau sebagian dari gejala serupa itu. Di dalam analogi kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala ditarik berdasarkan pengamatan terhadap sejurnlah gejala khusus yang bersamaan. Hubungan sebab akibat ialah hubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang mengikuti pola sebab akibat, akibat-sebab, dan akibat-akibat.

www.drmauricegodwin.com

Generalisasi 
Di dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu ditunjang atau dibuktikan dengan fakta-fakta, contoh-contoh, data statistik, dan sebagainya yang merupakan spesifikasi atau ciri khusus sebagai penjelasan lebih lanjut.
ContohMurid laki-laki itu pergi ke sekolah, dia memakai seragam sekolah.
Murrid perempuan itu pergi ke sekolah, dia memakai seragam sekolah.
Generalisasi : Semua murid yang pergi ke sekolah memakai seragam sekolah.
Jenis-Jenis Generalisasi adalah:
- Generalisasi dengan loncatan induktif.
Generalisasi dengan loncatan Induktif adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Hampir seluruh remaja di Indonesia sudah menggunakan aplikasi WhatsApp.
- Generalisasi tanpa loncatan induktif.
Generalisasi tanpa loncatan induktif adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Sensus penduduk dan Pemilu.

Analogi
Analogi yang dimaksudkan di sini hukan analogi penjelas seperti di atas, melainkan analogi induktif. Artinva, suatu proses penalaran untuk menarik kesimpulan/referensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial penting yang bersamaan. Dengan demikian, untuk mengemukakan suatu analogi induktif, yang perlu diperhatikan ialah apakah persamaan yang dipakai sebagai dasar kesimpulan benar-benar merupakan ciri-ciri esensial penting yang berhubungan erat dengan kesimpulan yang dikemukakan.
Bagaikan badai mengamuk, memorakporandakan segala sesuatu yang ditemui. Rumah-rumah berantakan, pohon-pohon bertumbangan tiada bersisa. Tinggallah akhirnva dataran yang luas dan sunyi dengan puing-puing gedung dan pohon-pohon yang tumbang. Demikianlah penderitaan telah membuatnva hancur luluh tanpa ampun. Rasanya tak ada lagi yang tersisa, kecuali bagan yang hampa rasa, tanpa citra, cipta, dan karya.
Tulisan di atas merupakan contoh analogi deklaratif. Dalam tulisan ini hebatnya penderitaan digambarkan sebagai badai yang menghancur ratakan suatu daerah. Maksudnya tentu saja agar pembaca dapat lebih menghayati bagaimana beratnya penderitaan yang dialami.


Kausalitas. 

Proses penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Hubungan kausal ada tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Sebab – Akibat -> Sebab – akibat ini berpola A menyebabkan B.
2. Akibat – Sebab -> Akibat – sebab ini berpola Akibat dari B
3. Sebab-akibat 1 akibat 2 -> suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul beberapa akibat.
Harga beras dan kebutuhan pokok lainnya melonjak tinggi. Kenaikan harga-harga tersebut mencapai dua kali lipatnya dari harga semula. Beberapa warung makan gulung tikar dan sebagian yang lain menaikkan harga dagangannya. Oleh karena itu, biaya hidup anak kost atau para perantau terutama di kota-kota besar bertambah mahal.
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment