Saya jadi teringat, ketika saya beberapa saat menjadi seorang Agnostic dan apa yang kembali membawa kepercayaan saya terhadap Tuhan.
Menurut saya pribadi, Agama adalah bentuk dari nilai-nilai kebaikan seorang manusia.
Jadi bukan definisi Benar adalah bukan Agama siapa yang paling benar, tetapi kebaikan siapa yang benar.
Tetapi yang terjadi pada prakteknya sekarang adalah, Agama yang memecah, Agama menjadi sebuah reduksi, Agama menjadi alasan kekerasan, kebencian dll. Itu semua adalah alasan mengapa saya sempat menjadi agnostic.
Pemikiran saya ini muncul kembali ketika saya menonton film "Dawn of the Planet of the Apes". Film ini secara sukses menampilkan sebuah cerita yang sebetulnya adalah konsep perjalanan manusia yang di interpretasikan oleh sekumpulan kera.
Kekeluargaan, Pengetahuan, Kasih sayang, Empati, Fanatik, Anarkis, Haus kekuasaan yang dialami oleh sekumpulan penduduk kera yang bertahan hidup dari manusia.
Dan pada akhirnya saya melihat salah satu dialog dari film-film yang pernah saya tonton, yaitu ketika Cesar terus mengatakan bahwa, tidak semua kera baik, dan tidak semua manusia baik, bukan spesies yang membedakan, tetapi sifat setiap personal. Banyak pelajaran yang bisa diambil, salah satu nya adalah, bahwa kebaikan bukan sifat bawaan, tidak bisa di kotak kotak kan atau di generalisasi kan.
Orang ber-agama belum tentu baik, dan orang tidak beragama belum tentu buruk.
Kemudian saya mendapatkan kembali keyakinan kepercayaan saya karena kisah-kisah Yesus dan artikel Arman Dhani tentang Iman.
Yang membuat saya kembali adalah justru keraguan saya sendiri, Di keraguan saya, justru saya semakin terlatih. Terlatih untuk berpandangan lebih luas, berperasaan lebih baik, berpengharapan lebih besar.
Cerita di kitab suci memang bukan kumpulan cerita indah yang tinggal kita tiru saja, tetapi disana ada kesalahan, kebusukan, dan yang lainnya. Sejak kecil saya sudah membaca alkitab(injil), kemudian saya menemukan bahwa 80% kisah/cerita dari alkitab adalah berupa Analogi. Tidak bisa kita baca kemudian di aplikasi kan secara harfiah. Kemudian kebiasaan baru saya adalah membaca ayat-ayat alkitab dengan beberapa bahasa agar bisa saya pelajari artinya. Iya, pelajari. Belajar. kita dituntut bahwa mempelajari kehidupan-kehidupan orang-orang pilihan di kitab suci.
Kitab suci bukan kemudian membuat kita asal patuh. kita dibuat ragu, kritis. Kemudian logika kita berbeda. Yesus contoh nya. Kisah dia di ceritakan pada "Perjanjian Baru". Dia menjadi kontroversi dengan keberaniannya mengubah sistem yahudi yang ada, Dengan keajaibannya dia menyerukan kuasa Allah nya, bukan dengan ancaman. sebuah Revolusi. Kitab Taurat dia ralat, karena sangat berpeluang menghilangkan esensi KASIH, dan rasa kemanusiaan. Bukan penyembahan buta yang Tuhan butuhkan. Tapi sebuah kebaikan yang di dasari ajarannya. Kepada siapapun. Kalau kita percaya semua manusia, alam, hewan, tumbuhan bintang dan lainnya adalah ciptaan Tuhan, maka kita harus percaya mengasihi nya. Dengan kekuatan kepercayaan kita lah kita bisa membentengi kejahatan, tanpa menghakimi tapi mengasihi. Itu adalah Iman.
Bagi yang tidak percaya tidak perlu dipaksa, dihakimi, atau disakiti untuk bisa percaya. Hidup yang damai dengan saling mengasihi antar perbedaan adalah jalan yang baik untuk memuji dan memuliakan kasih karunia dari Tuhan. Itupun Jika anda percaya.
0 comments:
Post a Comment